Senin, 22 September 2025

PP Aisyiyah Damping 40 Balita di Ciketing Udik Bantar Gebang Untuk Perbaikan Gizi

Bekasi - Sebanyak 40 balita di Kelurahan Ciketing Udik, Bantar Gebang, Bekasi menjadi penerima  manfaat program pendampingan gizi dari PP Aisyiyah bersama YAICI. Program ini menyasar balita  dengan kondisi stunting, wasting, serta satu anak yang terdeteksi tuberkulosis (TBC) dan satu anak lain  yang tinggal bersama keluarga penderita TBC. 

Mayoritas orang tua penerima manfaat bekerja sebagai pemulung, sehingga akses mereka terhadap  makanan sehat bergizi masih terbatas. Salah satu ibu rumah tangga, Siti (34), mengaku selama ini rutin  memberikan susu kental manis kepada anaknya sebagai tambahan gizi. “Setiap hari, saya kasih susu  kental manis minimal 3 kali. Saya kira itu sudah cukup buat nutrisinya,” ujarnya. Ia baru mengetahui  dari pendampingan gizi dan kader posyandu bahwa kental manis bukan susu, melainkan lebih banyak  mengandung gula. 

Program ini mendapat dukungan pendanaan dari LazisMu dan Dompet Dhuafa. Selama dua bulan,  pendampingan dilakukan oleh kader posyandu, dengan skema 1 kader mendampingi 4 penerima  manfaat. Kegiatan yang dilakukan antara lain edukasi cara membuat menu makanan sehat,  pemantauan tumbuh kembang anak, serta kunjungan ke rumah keluarga penerima manfaat. 

Pendampingan ini diharapkan bisa membantu orang tua mengolah bahan makanan sederhana  menjadi menu sehat. Melalui program ini, PP Aisyiyah dan YAICI berharap angka stunting di Ciketing  Udik dapat ditekan, serta kesadaran masyarakat mengenai gizi seimbang semakin meningkat. 

Sebelumnya, Sosiolog Universitas Indonesia Dr. Erna Karim, M.Si. mengatakan, kesalahan konsumsi  kental manis yang masih terjadi di masyarakat harus dihadapi dengan langsung menjangkau kelompok  sasaran. Ia mencontohkan, program pendampingan yang digagas oleh Aisyiyah dan YAICI adalah satu  langkah untuk mengatasi keterbatasan informasi di masyarakat.  

"Program pendampingan gizi secara langsung akan mempunyai dampak secara langsung. Hal ini sangat  efektif dan perlu terus ditingkatkan, karena sasaran susu kental manis adalah kelas menengah bawah  yang gaptek," jelas Erna. 

Lebih lanjut, Dr. Erna menyebut Keterlibatan masyarakat seperti yang dilakukan Aisyiyah dapat menjadi  kunci keberhasilan menangani persoalan gizi dan kesehatan. Berbekal kadernya yang karena mereka  memahami kebutuhan komunitas dan mampu membangun kepercayaan, sehingga pesan kesehatan  dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. 

"Mereka menjadi jembatan yang menghubungkan informasi dari tenaga kesehatan dan akademisi ke  keluarga-keluarga, menciptakan perubahan nyata di komunitas, terutama bagi kelompok yang sulit  dijangkau," ungkap Erna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trailer "Tuhan, Benarkah Kau Mendengarku?" Revalina S. Temat Diuji Saat Mantan Suami dan Istri Barunya Tinggal Serumah

Poster dan Trailer Resmi Dirilis - Tayang 29 Januari 2026 di Bioskop Jakarta, 10 Desember 2025 - Paragon Pictures dan Ideosource Entertainm...