Sabtu, 21 Juni 2025

Vidio Hadirkan Original Series Terbaru “Roman Dendam”

Gabungkan Aksi Mematikan dan Romansa Menggetarkan

Aksi Penuh Emosi dari Abimana Aryasatya dan Tatjana Saphira!


Sumber foto: Vidio

Jakarta, 21 Juni 2025 – Vidio kembali menghadirkan gebrakan baru di dunia hiburan Indonesia lewat original series terbarunya Roman Dendam, sebuah tayangan yang menggabungkan ketegangan laga dengan sentuhan romansa. Diproduksi oleh Screenplay Films, series ini hadir dalam 8 episode dan menjadi seri action-romance pertama di platform Vidio.

Proyek ini disutradarai oleh Tommy Dewo dan Ceppy Gober, serta menjadi momentum kembalinya Abimana Aryasatya ke dunia action setelah sukses memerankan karakter Alex dalam Vidio Original Series Serigala Terakhir. Tak hanya itu, Tatjana Saphira untuk pertama kalinya menjajal peran laga yang intens dan penuh emosi, dan ini adalah sebuah tantangan baru dalam karier aktingnya.

Sinopsis: Dendam Membara yang Perlahan Menjadi Cinta

Sumber foto: Vidio

Tiana (Tatjana Saphira) hidup dalam bayang-bayang tragedi. Hidupnya berubah seketika sejak malam ulang tahunnya ketika kedua orang tuanya dibunuh secara brutal. Hanya berbekal potongan rekaman CCTV yang buram, ia menaruh dendam mendalam pada sosok yang diyakininya sebagai pelaku: Barli, pria misterius yang kini beralih profesi sebagai tukang cukur di sebuah barbershop sederhana milik Kang Cecep.

Yang tidak Tiana tahu, Barli (Abimana Aryasatya) adalah mantan pembunuh bayaran yang berusaha menebus masa lalunya. Saat Tiana muncul menuntut balas, Barli tak bisa lari dari kenyataan dan perlahan memutuskan membantu mencari kebenaran, meski itu berarti dia harus menghadapi dunia kelam yang telah ia tinggalkan. Siapa sangka come back nya Barli ini menguak lingkaran kriminal yang lebih besar lagi, yang melibatkan karakter-karakter penting lainnya. 

Perjalanan Tiana dan Barli bak roller coaster. Banyak fakta terkuak yang mengejutkan. Namun, di tengah kekisruhan dan perselisihan, perasaan yang tak diundang mulai tumbuh. Dua jiwa yang terluka, tersesat di antara dendam dan cinta, dipertemukan oleh takdir yang kejam dan indah. Siapa sangka Tiana akan jatuh cinta dengan pembunuh orang tuanya sendiri. 

Diantara mereka berdua, muncul Rei (Faradina Mufti), sosok pembunuh bayaran lain yang pernah satu kelompok dengan Barli. Ini yang menambah lapisan konflik demi konflik.  

Abimana Aryasatya Hadir dengan Karakter Baru yang Lebih Dalam

Sumber foto: Vidio

Setelah perannya yang ikonik sebagai Alex, Abimana kembali dengan karakter Barli yang jauh lebih kompleks dan emosional. Barli adalah sosok sunyi yang menyimpan luka mendalam karena kehilangan, dan harus bergulat dengan rasa bersalah serta dorongan untuk menebus dosa masa lalunya.

“Alex dan Barli itu karakter yang sangat berbeda. Alex menyelesaikan semua dengan kemarahan, sementara Barli justru menahan semuanya dalam diam, sampai akhirnya emosinya meledak ketika bertemu Tiana,” ujar Abimana.

Tak hanya menampilkan aksi brutal tangan kosong, Barli juga piawai menggunakan celurit, memberi nuansa baru dalam dunia action series lokal yang biasanya mengandalkan ledakan dan senjata api.

Tatjana Saphira: Dari Lembut Menjadi Tangguh

Sumber foto: Vidio

Tatjana tampil mengejutkan dalam debutnya di genre action series. Meninggalkan citra karakter yang lebih tenang, kali ini ia muncul sebagai Tiana, perempuan kuat yang tak hanya tangguh secara fisik tapi juga emosional.

Demi melakoni perannya, Tatjana berkomitmen penuh agar karakternya meyakinkan. 

“Saya harus menambah massa otot, membangun stamina, dan fokus sepenuhnya pada persiapan fisik. Rutinitas saya benar-benar berubah total,” cerita Tatjana.

Ia mempelajari berbagai teknik bela diri seperti push kick, hook, uppercut, hingga pukulan siku. Suatu hal besar yang sebelumnya belum pernah ia coba. Transformasi fisik dan mental inilah yang membuat perannya begitu autentik dan menggugah.

Sebuah Kombinasi Menegangkan antara Luka, Laga, dan Cinta


Sumber foto: Vidio

Roman Dendam bukan sekadar cerita balas dendam biasa. Ini adalah perjalanan penuh luka, diwarnai adu fisik dan pilihan moral, hingga benih cinta yang tak seharusnya tumbuh, tapi justru hal itu yang menguatkan. 

Didukung deretan aktor berkarakter yang memperkuat kisah ini seperti Kiki Narendra, Agus Kuncoro dan Agni Pratistha. Ada juga kehadiran aktor Ence Bagus dan Bebeto Leutualy yang memberikan warna komedi, sesekali menjadi obat penawar ketegangan. 

Series ini juga menjadi ajang reuni antara Abimana Aryasatya dan Tommy Dewo, duo yang sebelumnya sukses besar lewat Serigala Terakhir. Series Roman Dendam ini juga kolaborasi dua sutradara yaitu Tommy Dewo dengan Ceppy Gober. Kombinasi penyutradaraan cermat, alur emosional, koreografi laga realistis, serta chemistry antar pemain, membuat Roman Dendam menjadi tayangan yang wajib ditonton tahun ini.

Tayang Eksklusif di Vidio Mulai Juni 2025

Siapkah kamu menyaksikan bagaimana dendam bisa berubah menjadi rasa yang tak terduga?

ROMAN DENDAM HANYA DI VIDIO! 

SAKSIKAN DAN TEMUKAN SISI LAIN DARI CINTA DAN LUKA

Segera download dan install aplikasi Vidio di smartphone/smart TV Android dan iOS Anda, melalui Apple App Store atau Google Play Store, atau dapat juga mengakses situs web www.vidio.com.

###

Roman Dendam - Informasi 

Title : Roman Dendam

Production: Screenplay Films

Genre: Action, Romance 

Total Episodes: 8

Director: Tommy Dewo, Ceppy Gober 

Producer: Wicky V Olindo

Co-Producer: Ryan Monoarfa

Writers: Tommy Dewo, Venerdi Handoyo, Fellita Irmadella, Kristo Parinters Makur

Executive Producers: Sutanto Hartono, Mark Francis, Anthony Buncio  

Co-Executive Producer:  Krishto Damar Alam, Christina Tan

Cast

  • Abimana Aryasatya sebagai Barli

  • Tatjana Saphira sebagai Tiana 

  • Faradina Mufti sebagai Rei 

  • Agus Kuncoro sebagai Benny

  • Kiki Narendra sebagai Komaruddin

  • Ence Bagus sebagai Jalu

  • Bebeto Leutualy sebegai Ceker 

  • Agni Pratistha sebagai Rosa

  • Billy Boedjanger sebagai Marjuki 

  • Mike Lucock sebagai Hendra

  • David Hendrawan sebagai Jaffar

Senin, 16 Juni 2025

‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ Tawarkan Teror Mistis Berbalut Budaya Lokal, Tayang 19 Juni 2025


Jakarta, 16 Juni 2025 — Film horor terbaru bertajuk ‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ siap meneror layar lebar dengan pendekatan yang berbeda dari film horor kebanyakan. Tak sekadar menyajikan adegan jumpscare, film ini justru menggali kedalaman kengerian dari akar-akar budaya, kepercayaan kelam, dan praktik sesat yang masih eksis di masyarakat. Dengan cerita yang menyentuh sisi emosional dan spiritual, Syirik menghadirkan horor yang lebih personal dan mengusik batin penonton.

Kisah cinta tragis antara Said dan Sari menjadi salah satu benang merah dalam narasi film ini. Cinta mereka diuji oleh tradisi kuno, tekanan keluarga, serta ancaman dari kekuatan gaib. Perjuangan mereka menggambarkan dilema berat dalam memilih antara cinta, keluarga, dan kebenaran.


Tokoh Said, yang digambarkan sebagai seorang santri yang kembali ke kampung halamannya dan menemukan desanya telah jatuh dalam kesesatan, menjadi inti dari konflik utama film ini. Cerita tersebut memunculkan pertarungan nilai antara iman dan penyimpangan, serta menghadirkan dimensi moral dan spiritual dalam balutan genre horor.

Intrik kekuasaan turut memperkuat ketegangan film ini. Sosok antagonis Ki Dalang, yang terobsesi pada ilmu hitam dan ritual tumbal, berhadapan dengan tokoh lurah yang harus memilih antara menyelamatkan warganya atau menutupi rahasia kelam desa tersebut. Konflik ini menjadi cerminan tentang pengorbanan, ambisi, dan kekuasaan yang menyesatkan.

Film ini juga didukung oleh deretan bintang papan atas, seperti Teuku Rassya, Donny Alamsyah, Kinaryosih, Totos Rasiti, Richelle Skornicki, dan Nikita Mirzani. Kehadiran para aktor ini menjadi jaminan kualitas dari sisi akting dan daya tarik yang kuat bagi penonton.


Menariknya, film ini juga menjadi salah satu titik balik karier Nikita Mirzani, yang selama ini kerap menjadi sorotan media karena berbagai kontroversi. Dalam film ini, Nikita menunjukkan dedikasinya sebagai aktris, dengan peran yang menantang dan emosional.

‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ juga mencuri perhatian dengan keberaniannya mengangkat berbagai mitos dan legenda lokal, terutama dari Jawa. Mulai dari cerita Danyang penjaga desa, pulung gantung, ritual pengorbanan, hingga konsep mengerikan seperti ‘wayang kulit manusia’, semuanya dikemas secara sinematik dan otentik, menghadirkan pengalaman horor yang terasa nyata dan dekat dengan budaya masyarakat Indonesia.

Debut Richelle Skornicki sebagai pemeran utama di genre horor juga menjadi salah satu sorotan. Dalam perannya sebagai Sari, Richelle berhasil memerankan karakter yang penuh dilema dan pergolakan batin.


Sisi visual film ini pun tak kalah mencuri perhatian. Dengan mengambil lokasi syuting di Wonosari, film ini menyuguhkan lanskap alam dan suasana pedesaan yang penuh nuansa mistis. Keindahan visual dari pemandangan alam hingga elemen arsitektur lokal memperkuat atmosfer mencekam dalam setiap adegannya.

Dengan proses produksi yang memakan waktu cukup lama, Syirik dirancang bukan hanya untuk menakuti, tetapi juga menggugah pemikiran penonton mengenai dampak dari keserakahan, ambisi, dan penyimpangan keyakinan.


‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ akan tayang serentak pada 19 Juni 2025 di seluruh bioskop Indonesia. Jangan lewatkan pengalaman horor yang tak hanya menegangkan, tapi juga sarat makna budaya. Ajak teman, pasangan, dan keluarga untuk menyelami kisah mistis ini di awal musim panas!

Kamis, 12 Juni 2025

Vidio Meluncurkan Gebrakan Baru! My Stupid Boss: The Animated Series

Seri Animasi Pertama dari Vidio Originals

Kolaborasi Ikonik Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari Hadir dalam Format Baru yang Lebih Segar

Sumber: Vidio

Jakarta, 14 Juni 2025 - Siap-siap ketawa sampai pegal! Vidio kembali menghadirkan gebrakan segar lewat My Stupid Boss: The Animated Series, adaptasi dari film box office legendaris My Stupid Boss (2016). Dengan format animasi yang lebih liar dan ekspresif, serial ini akan tayang eksklusif mulai 14 Juni 2025 di Vidio. Series ini menghadirkan 13 episode berdurasi 26 menit per episodenya, di mana masing-masing menghadirkan petualangan penuh tawa, kekacauan kantor yang semuanya bersumber dari tingkah semau-gue dari sang Bossman.

Dibesut dalam genre komedi yang relatable dan kocak abis, My Stupid Boss: The Animated Series membawa kembali pasangan ikonik Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari (BCL) sebagai pengisi suara Bossman dan Kerani, lengkap bersama suara-suara dari aktor dari Malaysia seperti Chew Kin Wah, Bront Palarae, Atikah Suhaime, dan Iskandar Zulkarnain. Para penggemar film aslinya kini bisa menikmati kelucuan mereka dalam versi yang lebih absurd dan bebas aturan, karena di dunia animasi, Bossman bisa lebih ngeselin, lebih “maksa”, dan tentu saja lebih bebas ngegebrak!

Disutradarai oleh Daryl Wilson dan diproduksi oleh Falcon Pictures, serial ini menyajikan sisi baru dari kisah absurd hubungan antara Boss yang super menyebalkan dan Diana yang akrab dipanggil sebagai Kerani, sang karyawan cerdas tapi sering apes yang berprofesi sebagai Kerani. Sebagai informasi saja, Kerani dalam bahasa Melayu artinya pegawai urusan administrasi. Dengan format animasi, kisah-kisah konyol mereka kini bisa dieksplorasi secara lebih bebas, liar, dan satir, membuka ruang komedi yang lebih luas tanpa batasan ruang dan waktu.

Reuni Ikonik: Reza & BCL Kembali dengan Chemistry yang Tetap Solid
Dalam versi animasi ini, Reza Rahadian kembali mengisi suara karakter Boss yang ikonik, nyentrik, menyebalkan, sekaligus jenius dalam kekacauannya. Sementara Bunga Citra Lestari menghidupkan kembali karakter Kerani, yang kini tampil lebih ekspresif dan penuh komentar pedas dalam dunia animasi.

“Senang sekali bisa kembali menjadi Boss, tapi kali ini dalam bentuk animasi,” ujar Reza Rahadian. “Bossman yang unik, ceroboh, bossy, ngeselin, tetap dengan jargon khasnya dia ‘tempe bener” itu karakter yang tidak akan ada habisnya untuk dieksplorasi. Lewat medium animasi ini, kami bisa mengangkat sisi-sisi karakter yang sebelumnya mungkin nggak bisa dilakukan di film live action. Ekspresi, absurditas, semuanya bisa didorong lebih jauh.”

Bagi Reza menjadi voice actor dengan berperan sebagai Bossman itu tidak mempunyai kesulitan berarti. “Karakter ini sudah pernah melekat, itu bank of memory-nya cukup besar. Jadi muscle memory saya juga langsung tuned in ketika harus menghadirkan kembali suaranya. Apalagi sebelumnya sudah 2 kali saya peranin jadi pas disini sudah lebih enak,” ungkapnya.

Meskipun begitu proyek ini tetap ada tantangannya, yaitu bagaimana mengandalkan hanya suara untuk menghidupkan karakter. “Biasanya saya bisa memainkan gestur, ekspresi wajah. Tapi di animasi, semuanya harus hadir lewat suara. Dan itu justru menyenangkan sekaligus menantang,” katanya sambil tertawa.

Bunga Citra Lestari atau yang akrab dipanggil BCL juga menyambut hangat kembalinya karakter Kerani. “Kerani di versi animasi ini lebih ekspresif, lebih ‘galak’, tapi tetap charming. Saya senang karena ini versi yang lebih ‘bebas’ dari dia,” ujar BCL.

Bagi BCL ada tantangan tersendiri saat proses mengisi suara karakter animasi. “Tantangannya mungkin lebih karena kita tidak tahu visualnya seperti apa, sehingga kita harus mempunyai kemampuan berimajinasi lebih untuk bisa menghidupkan karakter itu lewat suara,” katanya.

BCL juga menilai baik versi live action maupun versi animasi masing-masing mempunyai keunikan. Meskipun secara karakter Kerani itu sama, yaitu menjadi korban ulah suka suka nya Bossman, tetapi di versi animasi ruang gerak untuk mengeksplorasi gambarnya sendiri menjadi lebih besar.

Dipertemukan kembali dengan Reza juga menjadi hal menyenangkan bagi BCL. Meskipun rekamannya dilakukan terpisah, tetapi tetap terasa nyambung, karena memang chemistry antara BCL dan Reza sudah terbentuk sejak film pertama.

Format Animasi = Ruang Baru untuk Komedi Tanpa Batas
Kilas balik tentang My Stupid Boss. IP ini adalah hasil adaptasi dari 5 buku yang ditulis oleh chaos@work berdasarkan pengalaman pribadinya. Kisah tersebut awalnya ditulis di blog pribadi pada tahun 2005, lalu mendapat respons positif dari teman-temannya hingga akhirnya dibukukan pada 2013 menjadi lima volume. Dari novel diangkat menjadi layar lebar, kemudian menjadi series Animasi.

Serial animasi ini diproduksi kurang lebih selama 2 tahun secara total mulai dari penggarapan konsep series, penulisan naskah hingga selesai produksi animasinya yang melibatkan lebih dari 200 tim kreatif dan profesional.

“Dari awal proses pra-produksi kami membuat batasan jumlah lokasi yang akan digunakan dalam cerita karena pada produksi serial animasi dengan menggunakan teknik 3D, seluruh aset digital harus dibuat terlebih dahulu untuk menciptakan lokasi yang akan digunakan dalam cerita,” ungkap sutradara Daryl Wilson.

Adapun dalam proses pengerjaannya script dan dialog pertama ditulis dalam bahasa Indonesia kemudian diterjemahkan ke bahasa Melayu untuk dialog karakter-karakter Malaysia. Rekaman suara dilakukan lebih dulu, setelah itu baru animasinya dibuat. Sehingga tim animasi menyesuaikan ekspresi dan gerakan karakter dengan intonasi dan emosi para pengisi suara.

Visual treatment yang diterapkan ke dalam serial ini mengacu pada karakter My Stupid Boss live action, namun karena ini adalah serial animasi maka kami pun secara kreatif menyiapkan desain karakter untuk bisa mengeksplore salah satu ciri dari animasi yaitu bisa menampilkan sesuatu yang tidak masuk akal menjadi masuk akal. Contohnya adalah di mana setiap Kerani membayangkan kekesalannya kepada Bossman dalam bentuk visual yang imajinatif dan tak terbatas karena itu ruang khayalan Kerani. Komedi bisa lebih ‘over the top’, dan satir sosial yang dulu hanya tersirat kini bisa jadi lebih eksplisit, tapi tetap lucu,” tambah Daryl Wilson.

My Stupid Boss: The Animated Series bukan hanya adaptasi ulang, tetapi reinterpretasi penuh energi baru. Dengan skenario segar, desain visual yang khas, dan dinamika cerita yang mendekati kartun slapstick ala barat namun tetap berakar pada budaya Asia Tenggara, serial ini menghadirkan pengalaman menonton yang unik bagi semua kalangan usia.

Dedikasi Vidio dalam Menyajikan Konten Original Berkualitas
Sebagai salah satu OTT lokal terkemuka, Vidio terus mendorong inovasi demi menyuguhkan hiburan yang relevan dan menarik. Peluncuran My Stupid Boss: The Animated Series merupakan strategi Vidio untuk menjangkau berbagai generasi penonton, mulai dari penggemar film versi live-action hingga anak muda yang lebih akrab dengan animasi.

“Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memperluas jagat IP lokal dengan pendekatan yang segar dan kekinian, dan animasi menjadi pilihan yang tepat karena dunia animasi Indonesia masih memiliki ruang besar untuk berkembang. Dan Langkah awal kami dengan memilih IP yang kuat, digarap oleh tim bertalenta, dan dirancang untuk menyentuh lintas generasi, ” ujar Teguh Wicaksono, Chief of Marketing Officer Vidio.

“Kekuatan serial ini terletak pada kisah-kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dunia kantor penuh dengan dinamika yang bisa mengundang tawa maupun stres. Dan serial ini hadir sebagai ruang untuk menertawakan dan merayakan pengalaman itu bersama,” tambah Teguh Wicaksono.

Sementara itu HB Naveen selaku CEO Falcon Pictures menyampaikan antusiasme atas series ini dan bagaimana bekerja sama dengan Vidio.

"Transformasi My Stupid Boss ke dalam format animasi adalah langkah penting dalam memperpanjang umur cerita yang sudah dikenal oleh banyak orang. Ini bukan sekadar perubahan bentuk, tapi evolusi yang membuka potensi baru dalam menyampaikan humor khas Bossman. Bersama Vidio, kami ingin menunjukkan bahwa IP lokal bisa terus relevan dan berkembang di berbagai medium."

Ada Aja Gebrakannya! Ini yang membuat kamu harus nonton My Stupid Boss : The Animated Series.
Relate Banget Sama Realita Kantor
Serial animasi ini masih mengangkat kehidupan kantor, sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan banyak orang. Bedanya, semua realita itu dibumbui dengan tingkah laku si Boss yang nggak masuk akal tapi justru bikin ngakak. Mulai dari keputusan absurd, kelakuan yang nggak sensitif, sampai konflik antara logika dan ego seorang atasan — semua dibungkus dalam narasi yang menghibur, namun tetap terasa “nyata”, dikemas dengan cerdas, satir, dan bikin penonton tertawa sambil mikir.

Karakter-karakter Ikonik yang Bikin Kangen
Selain si Boss yang jadi bintang utama, karakter lain seperti Kerani, si karyawan logis tapi sarkastik, Mr. Kho yang sering jadi korban kebijakan ngawur, sampai OB yang sok tahu. Semuanya tampil lebih ‘hidup’ di versi animasi. Interaksi antar karakter jadi lebih eksplosif dan dinamis.

Visual dan Desain Produksi yang Memikat
Desain karakter dan lingkungan kantornya dibuat dengan penuh gaya. Warna-warna mencolok, ekspresi wajah yang hiperbolis, dan detail latar yang kaya menjadikan serial ini bukan hanya enak ditonton, tapi juga punya daya tarik visual tersendiri. Setiap episodenya seperti komik hidup yang menggelinding liar di layar kaca.

Tontonan Santai Anti-Stres dengan jangkauan Indonesia hingga Malaysia
Cocok untuk office workers, Gen Z, sampai TikTokers yang sering ngerasa "nggak kuat tapi kerja terus". Karena Bossman adalah representasi dari bos kita dan Kerani adalah kita-kita. Dengan latar cerita yang berlokasi di Kuala Lumpur serta deretan pengisi suara yang berasal dari Indonesia dan Malaysia, serial ini dirancang untuk menarik minat penonton di kedua negara.

My Stupid Boss: The Animated Series adalah tontonan yang bukan hanya lucu, tapi juga cerdas dan sangat relevan. Perpaduan antara komedi absurd, kritik sosial, dan visual yang unik menjadikannya salah satu serial animasi lokal yang patut diapresiasi. Kalau kamu butuh hiburan yang bisa bikin ngakak sekaligus mikir, inilah jawabannya. Ada aja gebrakannya. Ada aja tingkahnya. Ada aja yang bikin kamu nonton terus.

Film yang Cocok untuk Healing dan Ketawa Terpingkal-pingkal: GJLS Ibuku Ibu-Ibu Resmi Tayang di Bioskop!


Jakarta, 12 Juni 2025 – Setelah mampir di berbagai kota, dari Jakarta sampai Makassar lewat rangkaian Special Screening yang antusiasnya luar biasa, akhirnya film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 12 Juni 2025. Buat kalian yang suka ketawa, atau simply butuh healing yang nggak mahal-mahal banget, dan yang terpenting nggak harus mikir, film ini wajib jadi destinasi akhir pekan kamu.

Disutradarai oleh Monty Tiwa yang sudah malang melintang di dunia perfilman selama hampir 25 tahun, film ini seperti eksperimen baru. Apa jadinya kalau tiga orang goblok (tapi lucu) berusaha menghalangi pernikahan ayah mereka, tapi malah nyasar ke hal-hal yang sama sekali tidak ibu-ibu. Itulah yang dilakukan tiga sekawan dari GJLS: Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir, beraksi tanpa sensor akal sehat dan berhasil membuat bioskop penuh tawa, bloopers, dan momen-momen absurd yang justru jadi highlight utama.

Kalau ada istilah Breaking the fourth wall, alias karakter film yang mengajak penonton berbicara, film ini mungkin Breaking the fifth wall, karena absurdnya yang sudah di luar nalar. Di mana aktornya mengajak sutradaranya ngobrol, yang terlihat dalam bloopers yang ikut menjadi bagian dalam film.

“Proses syuting film ini penuh dengan bloopers, tawa, dan kehangatan. Bekerja dengan GJLS adalah pengalaman yang nggak pernah serius tapi selalu bermakna,” kata Monty Tiwa, yang tampaknya makin yakin bahwa waras itu overrated.

Sementara itu, Indra Yudhistira selaku produser menyebut film ini sebagai ajakan untuk kembali menikmati hiburan tanpa pretensi. “Kadang kita cuma pengen ketawa tanpa harus berpikir. Film ini pas banget buat itu,” ujarnya. Dan dari Rigen sendiri? “Kalau nonton film ini terus ngerasa goblok, berarti kamu sudah siap jadi penonton sejati GJLS. Yang penting ketawa, bukan logika.”

Film ini juga sukses bikin heboh selama tur Special Screening, dari ibu-ibu arisan sampai bapak-bapak alumni komunitas motor pada ngakak bareng. Bahkan sebelum tayang, tim GJLS sudah menerima hadiah sebesar 100 juta rupiah dari Raffi Ahmad, khusus untuk mengajak masyarakat nonton film ini, jadi bisa dibilang, belum mulai saja sudah meriah, apalagi nanti? Dan jangan salah, komentar dari penonton pun enggak kaleng-kaleng.

“Satu kata untuk film ini, perfect. Sebuah film yang sempurna dalam konstelasi film komedi yang ada di Indonesia. Film ini pusat tata suryanya. Dia berhasil menghimpun berbagai genre komedi dalam satu film. Film ini pencapaian tertinggi dalam komedi Indonesia. Dan bukan cuma komedi, ada banyak falsafah kehidupan yang bisa kita nikmati dalam film ini,” kata Arie Kriting, yang memuji habis-habisan film ini usai menontonnya.

Masih belum yakin dengan kekocakan di film ini? Bukti sah lainnya datang dari tokoh publik, Anies Baswedan, Mantan Gubernur DKI Jakarta. “Mudah-mudahan mencapai target, katanya rencananya 54 juta penonton, ya. Yang jelas film ini lucu, kalau mau cari hiburan, yang nggak pakai mikir, nggak banyak rumit ceritanya tapi keren,” ungkapnya dengan raut wajah antusias.

Kalau kamu pengen ikut #SiapGoblok dan cari hiburan yang gak biasa tapi luar biasa menyenangkan, langsung aja serbu bioskop terdekat. Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu sudah tayang di bioskop mulai 12 Juni 2025.

Rabu, 11 Juni 2025

Fenomena Nikah Kembar Ternyata Ada di Dunia Nyata, Kini Jadi Film Komedi Romantis Berjudul Jodoh 3 Bujang

Nikah kembar menjadi fenomena yang terjadi di tradisi orang Bugis-Makassar.


Jakarta, 9 Juni 2025 — Menikah menjadi salah satu momen sakral bagi pasangan yang telah menjalin komitmen serius dalam hubungan mereka. Namun, kerap kali karena tuntutan adat dan tradisi serta memenuhi ekspektasi keluarga besar, pernikahan tidak semudah seperti yang diucapkan. Ada dua keluarga yang disatukan, ada syarat yang harus dipenuhi, yang tak jarang memakan nominal
rupiah fantastis!

Di Makassar, demi menyiasati fantastisnya biaya pernikahan, orangtua mempelai calon pengantin kerap melakukan nikah kembar, yakni menikah bersama calon pasangan pengantin yang lain dalam satu waktu demi menghemat biaya. Apa jadinya jika kisah nikah kembar ini diangkat ke dalam film?

Jawabannya, ada di film komedi romantis terbaru persembahan Starvision dan Rhaya Flicks berjudul Jodoh 3 Bujang. Sebuah film karya sutradara asal Makassar, Arfan Sabran, yang mengikuti kisah tiga bujang bersaudara dalam menghadapi dilema pernikahan kembar yang diminta oleh ayah mereka.

Film Jodoh 3 Bujang menceritakan tiga bujang bersaudara, Fadly (Jourdy Pranata), Kifly (Christoffer Nelwan), dan Ahmad (Rey Bong), yang diminta orangtuanya untuk nikah kembar karena keterbatasan biaya dalam memenuhi tradisi. Namun, calon Fadly tiba-tiba dijodohkan orang tuanya dengan pria yang lebih mapan. Fadly harus menemukan jodoh penggantinya di waktu singkat yang tersisa, atau pernikahan kembar mereka terancam batal!

Kisah yang ada di film tersebut, diangkat dari kisah nyata. Menurut penuturan sang sutradara, yang juga menulis skenario bersama Erwin Wu dan Alwi Shihab, sosok tiga bujang tersebut memang ada. Awalnya, proyek ini bermula dari sebuah pitching forum bernama Akatara pada 2019.

“Saat diminta di Akatara, kami membawa proyek dokumenter. Kami merekam bagaimana karakter tiga bujang yang juga namanya sama seperti di film, Fadly, Kifly, dan Ahmad dalam kenyataannya. Kemudian dari Starvision menawarkan untuk membuatnya menjadi film Bioskop. Pak Chand Parwez memberi support untuk saya menyutradarai film itu. Di film Jodoh 3 Bujang, di credit title nanti juga ada sosok asli dari tiga bujang yang menginspirasi film ini,” kata penulis dan sutradara film Jodoh 3 Bujang, Arfan Sabran.

Di film Jodoh 3 Bujang, Arfan mencoba membicarakan tragedi secara komedi. Uang panai, yang menjadi salah satu syarat dalam pernikahan di adat dan tradisi Bugis-Makassar, kini telah mengalami pergeseran.

“Di era flexing ini, uang panai kini bergeser maknanya. Nikah kembar menjadi solusi tekanan ekonomi yang ada di Makassar. Semoga hasilnya bisa memuaskan semua penonton dan menjadi kekayaan dari film nasional,” lanjut Arfan.

“Ini adalah sebuah cerita yang mengusik saya sejak 2019. Ini adalah kisah nyata. Begitu melihat ceritanya, ini menarik sekali. Bukan saja karena nikah kembarnya yang menarik. Tapi juga ada muatan esensial yang perlu dibawa ke sinema Indonesia, bagaimana perjodohan dipertaruhkan sebagai nama baik keluarga, dan mempertanyakan esensi jodoh pilihan sekali seumur hidup,” tutup produser film Jodoh 3 Bujang Chand Parwez Servia.

Film “Jodoh 3 Bujang” akan tayang di bioskop mulai 26 Juni 2025! Ikuti informasi terbaru melalui akun Instagram resmi @jodohtigabujang dan @starvisionplus, juga TikTok @StarvisionOfficial.

10 Karya Yovie Widianto di Rilis Ulang & Dinyanyikan Kembali oleh 10 Idola Indonesia


Yovie Widianto sang maestro musik Indonesia dengan deretan hits yang telah didengarkan sebanyak lebih dari 4 milyar kali di digital streaming platform dan melahirkan banyak bintang di industri musik tanah air, kini kembali membuat gebrakan bersama 10 musisi pendatang baru berbakat Indonesia. Sepuluh karya ini merupakan remake dari lagu-lagu terbaik miliknya yang diaransemen ulang dengan sentuhan modern oleh grup produser S/EEK.

Shabrina Leanor, Fajar Noor, Mesa Hira, Vanessa Zee, Angie Carvalho, Piche Kota, Kenriz, Rara Sudirman, Shakirra Vier, dan Anjelia Dom adalah 10 bintang muda terbaik Indonesia yang siap memberikan warna baru pada lagu-lagu milik Yovie Widianto. Aransemen yang disajikan oleh grup produser S/EEK dan arahan vokal dari Barsena Bestandhi secara khusus disesuaikan untuk mencerminkan karakter vokal dan kepribadian musikal masing-masing musisi.

“Saya sangat senang dapat memberikan 10 lagu untuk 10 talenta baru di industri musik Indonesia. Mereka semua memberikan warna dan sentuhan khas di dalam lagu yang mereka bawakan, sehingga proses workshop dan rekaman menjadi pengalaman yang sangat berkesan,” ujar Yovie Widianto. Tim produser S/EEK menjelaskan, “Proyek ini menjadi kehormatan besar, karena kami dapat bekerja sama dengan Mas Yovie. Keunikan vokal sepuluh musisi ini, ditonjolkan melalui aransemen tiap-tiap lagu yang mereka nyanyikan.”

“Bekerja dengan sepuluh penyanyi yang memiliki karakteristik suara yang berbeda menjadi sebuah tantangan yang menyenangkan,” tambah Barsena Bestandhi selaku vocal director dari kesepuluh penyanyi muda berbakat ini. Karya-karya ini bukan hanya hadir dalam bentuk audio, tetapi juga melalui visual yang dituangkan di dalam sepuluh video lirik yang ditayangkan serempak di kanal resmi milik Yovie Widianto. Selamat mendengarkan 10 karya terbaik generasi pendatang baru musik Indonesia di seluruh digital streaming platform & Berikut adalah daftar karya Yovie Widianto yang diaransemen ulang dan dibawakan kembali oleh 10 musisi muda berbakat tanah air :

Shabrina Leanor – Tak Kan Terganti
Fajar Noor – Menjaga Hati
Mesa Hira – Merindu Lagi
Vanessa Zee – Engga Ngerti
Angie Carvalho – Sebatas Mimpi
Piche Kota – Pada Satu Cinta
Kenriz – Sakit Hati
Rara Sudirman – Harus Bahagia
Shakirra Vier – Malam Mingguku
Anjelia Dom – Satu Mimpiku

Maudy Ayunda Membawa Makna Baru Tentang Kesendirian Lewat Single dan  Video Musik “Bulan Bawa Aku Pulang”


Melalui single terbarunya yang berjudul “Bulan, Bawa Aku Pulang”, Maudy Ayunda kembali menyapa para pendengarnya dengan cara yang hangat dan penuh makna. Lagu ini ditujukan bagi mereka yang merasakan dunia dengan begitu intens—para introvert, jiwa-jiwa yang sensitif, dan mereka yang sering tenggelam dalam kesunyian—seakan merangkul kita semua dalam pelukan ketenangan.

Dibalut kehangatan khas Maudy, dengan lirik yang menyentuh, “Bulan, Bawa Aku Pulang” menawarkan sesuatu yang sudah jarang kita temukan di era yang terus berjalan tanpa jeda: izin untuk berhenti sejenak. Untuk menghela napas. Untuk beristirahat. Alih-alih mengajarkan untuk melarikan diri, lagu ini mengajak kita untuk mundur sesaat agar kita bisa kembali—ke diri sendiri, ke hal-hal yang berarti, ke rasa damai yang sejati. Bagi sebagian orang, terutama para introvert, mungkin ini adalah lagu yang mencerminkan diri mereka. Bagi sebagian lainnya, ini adalah pengingat bahwa kesendirian bukan lah pelarian, tapi cara untuk kembali.

“Lagu ini [Bulan, Bawa Aku Pulang] bukan tentang melarikan diri,” ucap Maudy. “Ini tentang menghargai apa yang kita rasakan dan memberi ruang untuk mundur sejenak. Bukan untuk kabur, tapi agar kita bisa kembali dengan lebih kuat dan lebih matang.” Bulan, yang hadir baik dalam bentuk lirik maupun visual, menjadi lebih dari sekadar simbol. Dia adalah saksi bisu. Teman yang selalu ada bagi mereka yang belajar menemukan ketenangan di tengah kekacauan, melambangkan kembalinya kita ke dalam diri dan hal-hal yang berarti.

Saat pertama kali didengar, lagu ini mungkin terasa bagaikan “lagu-nya para introvert”. Tapi jika kita menyusuri lebih dalam, “Bulan, Bawa Aku Pulang” sesungguhnya berbicara tentang sesuatu yang lebih universal. Introversi dan ekstroversi berada dalam sebuah spektrum. Mereka tidak mendikte seberapa kita menyukai orang lain, tapi bagaimana kita mengisi ulang energi kita sendiri. Baik kita menemukan kedamaian dalam kesunyian atau pun dalam koneksi, lagu ini merujuk pada sebuah pertanyaan sederhana: Apa yang kita butuhkan saat ini?

Single terbaru ini merupakan bagian dari album “Pada Suatu Hari”, album studio keempat Maudy Ayunda yang dirilis pada Desember 2024 lalu. Album ini memuat 10 lagu penuh cerita bak kapsul waktu yang berisikan kisah-kisah emosional—penuh nostalgia, kejujuran, dan pengalaman yang nyata. Setiap lagu mengajak pendengar untuk mengingat, merefleksikan, dan terhubung kembali dengan diri mereka sendiri. Melalui “Bulan, Bawa Aku Pulang”, Maudy mengingatkan kita bahwa kesendirian bukan lah milik para introvert semata—melainkan untuk siapa pun yang memahami bahwa energi adalah sesuatu yang sakral, dan istirahat adalah bentuk kekuatan. Lagu ini merupakan persembahan untuk ketenangan batin di tengah dunia yang hiruk-pikuk, sekaligus pengingat sunyi bahwa hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah kembali pulang ke diri sendiri.

Melalui lirik dan gaya penceritaan yang terus berkembang, Maudy Ayunda terus memperkuat posisinya sebagai salah satu musisi paling reflektif dan bepengaruh di industri musik Indonesia saat ini. “Bulan, Bawa Aku Pulang” sudah bisa didengarkan di berbagai platform streaming digital.


Executive Producer : Yonathan Nugroho for Trinity Optima Production & Maudy Ayunda for MOD Music
A&R : Dwi Santoso, Simhala Avadana
Composed by : Maudy Ayunda, Lafa Pratomo
Published by : Massive Music Entertainment, PT Aquarius Pustaka Musik
Produced & Arranged by : Lafa Pratomo
Drum, Guitar performed : Lafa Pratomo
Bass : Iskandar
Keys & Synth performed : Otta Tarrega
Vocals Recorded : @SEMBUNYI Std, JKT, Engineered by STEVANO
Vocal Directed & Edited : Barsena Bestandhi
Backing Vocals by : Barsena Bestandhi, Maudy Ayunda
Mixed by : Stevano At Sembunyi std, Jkt
Mastered by : Dimas Pradipta @SumIt! Std, JKT

Tegang dan Mengguncang, “Blood Brothers: Bara Naga” Film Laga Malaysia Resmi Tayang di Indonesia!


Jakarta, 11 Juni 2025 – Film aksi blockbuster Malaysia Blood Brothers: Bara Naga resmi tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai hari ini, Rabu, 11 Juni 2025. Mengusung kisah penuh ketegangan dan pengkhianatan, film ini menyajikan aksi laga menegangkan dalam balutan cerita emosional tentang persaudaraan yang retak.

Disutradarai oleh duet Syafiq Yusof dan Abhilash Chandra, Blood Brothers: Bara Naga mengikuti perjalanan Ghaz (Sharnaaz Ahmad), mantan anggota pasukan elite yang harus memburu sahabatnya sendiri, Ariff (Syafiq Kyle), setelah sang mentor mereka ditemukan tewas secara brutal. Ariff tidak sendiri. Ia bersekutu dengan kakaknya, Jaki (Syazwan Zulkifly), sosok yang penuh amarah dan pernah berurusan dengan dunia kriminal. Pada akhirnya, pada siapakah Ariff setia dan memihak? Pada sang kakak, Jaki atau Ghaz, sahabatnya yang sudah seperti saudara, alias “his blood brother”?

Film ini sebelumnya telah menggelar gala premiere pada 9 Juni 2025 di CGV Grand Indonesia, Jakarta, yang dihadiri langsung oleh para pemeran utama; Sharnaaz Ahmad, Syafiq Kyle, Amelia Henderson, serta para sutradara. Dalam acara ini, para cast dan sutradara juga jumpa penggemar yang disambut antusias oleh penonton Indonesia yang menikmati film ini.

Menanggapi sambutan hangat dari penonton Indonesia, Syafiq Kyle, mewakili para pemain mengungkapkan rasa terima kasihnya, “saya sangat senang melihat antusiasme penonton saat gala premiere di Jakarta. Semoga setelah film ini tayang, akan semakin banyak penonton Indonesia yang menyaksikan dan menikmati ceritanya.”

Tak hanya sukses secara kritik, Blood Brothers: Bara Naga kini mencatatkan prestasi membanggakan sebagai film Malaysia dengan pendapatan tertinggi kedua sepanjang masa di box office Malaysia. Di Indonesia, penonton gala premiere turut memberikan respons positif, memuji kejutan plot twist-nya serta adegan laga yang intens dan sinematografi berkelas internasional.


Jangan lewatkan aksi Ghaz dan Ariff dalam pertempuran yang menguji batas loyalitas, harga diri, dan pengorbanan. Saksikan Blood Brothers: Bara Naga mulai hari ini di jaringan CGV & FLIX Cinemas. Untuk informasi lebih lanjut dan update promo film, kunjungi Instagram @skopofficial__.

*****

PRODUCTION NOTES BLOOD BROTHERS: BARA NAGA
Title Film : Blood Brothers: Bara Naga
Production House : Skop Productions
Genre : Action, Drama
Duration : 128 menit
Release : 11 Juni 2025
Producer : Yusof Haslam
Executive Producers : SKOP PRODUCTIONS | Shamin Yusof
                                : ENOTECH | David Yap
                                : KOMET PRODUCTIONS | Ahmad Izham Omar
                                : ME REPUBLIC | Sean Sim
                                : D’AYU PICTURES | Dato’ Rosmarayu Mokhtar
                                : PRIMEWORKS STUDIOS | Nini Yusof
Co-Producer : Shamin Yusof
Line Producer : Nana Azmi
Script Writer : Abhilash Chandra, Ghazwan Tomasi, Ayam Fared, Ashraf Modee Zain
Director : Syafiq Yusof, Abhilash Chandra
Director of Photography : Nicholas Chin
Editor : Daniel Mahamad, Abhilash Chandra, Syafiq Yusof
Art Director : Nazrul Asraff Mahzan
Wardrobe : Nazirah Ramlan
Make Up : Eds Arippin, Miszie Majid
Casting : Aslam Yusoff
Music Composer : Ricky Lionardi, Teoh Eng Hooi

Viu dan MAXStream Studios Telkomsel Perkuat Kemitraan Strategis melalui Peluncuran Rintik Terakhir, Memantapkan Kepemimpinan Konten Streaming Indonesia

Viu dan MAXStream Studios memperkuat kolaborasi mereka melalui perilisan Rintik Terakhir, sekuel yang telah lama dinantikan dari drama popul...