Selasa, 19 Agustus 2025

Viu dan MAXStream Studios Telkomsel Perkuat Kemitraan Strategis melalui Peluncuran Rintik Terakhir, Memantapkan Kepemimpinan Konten Streaming Indonesia

Viu dan MAXStream Studios memperkuat kolaborasi mereka melalui perilisan Rintik Terakhir, sekuel yang telah lama dinantikan dari drama populer Aku Tak Membenci Hujan.

Jakarta, 19 Agustus 2025 – Viu, platform OTT video streaming pan-regional terkemuka milik PCCW yang tersedia di Asia, Timur Tengah, dan Afrika, bersama MAXStream Studios—divisi konten orisinal dari Telkomsel, penyedia layanan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia—hari ini mengumumkan penayangan perdana Rintik Terakhir pada 20 Agustus 2025. Sekuel yang sangat dinanti dari drama Aku Tak Membenci Hujan ini menjadi judul perdana dari empat serial drama hasil kerja sama produksi di bawah label baru “Viu | MAXStream Originals”.

Kolaborasi ini pertama kali diumumkan pada 24 Juni 2025 dalam Welcome Reception yang digelar Telkomsel pada ajang Asia-Pacific Video & OTT Summit (APOS) 2025, di mana Viu dan Telkomsel memaparkan rencana untuk memproduksi empat serial drama Indonesia “Viu | MAXStream Originals”. Rintik Terakhir menjadi rilis perdana dari kemitraan ini, yang akan tayang serentak di Viu—menjangkau penonton di 16 pasar—serta di MAXStream dan IndiHome TV. Kolaborasi ini memperluas jangkauan cerita lokal sekaligus menampilkan talenta kreatif Indonesia di panggung global.

“Dengan Rintik Terakhir, kami tidak hanya melanjutkan kisah yang dicintai banyak penonton, tetapi juga menetapkan standar untuk rangkaian konten strategis yang mengangkat narasi Indonesia bagi audiens global,” ujar Avijit Dutta, Country Manager Viu Indonesia. “Kolaborasi kami dengan MAXStream memungkinkan penggabungan wawasan lokal yang mendalam dengan jaringan distribusi yang kuat, memastikan cerita kami relevan bagi penonton sekaligus memberikan dampak bisnis yang terukur.”

“Telkomsel melalui MAXStream Studios bangga dapat berkolaborasi dengan Viu menghadirkan Rintik Terakhir, kisah yang merefleksikan keteguhan cinta di tengah pergulatan pribadi. Kemitraan ini menjadi perwujudan misi kami dalam menghadirkan hiburan berkualitas tinggi dan relevan yang dekat dengan hati audiens masa kini. Sebagai bagian dari komitmen Telkomsel untuk memperkaya gaya hidup digital masyarakat Indonesia, kami percaya serial ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga pengalaman emosional yang mendalam bagi penonton, sekaligus membuka jalur


kolaborasi yang lebih luas bagi sineas dan talenta kreatif Indonesia untuk bersaing di panggung global,” ujar Lesley Simpson, Vice President Digital Lifestyle Telkomsel.

Rintik Terakhir melanjutkan perjalanan Karang (Jeff Smith) dan Launa (Aisyah Aqilla) sekaligus memperkenalkan lapisan emosi dan kedalaman psikologis yang baru. Drama ini mengikuti kisah cinta yang diuji oleh trauma, identitas yang retak, dan bayangan masa lalu. Ketika Karang terbangun sebagai Arutala, seorang remaja tuna rungu yang lahir dari trauma mendalam, Launa berjuang untuk menjangkau pria yang pernah ia cintai, hanya untuk terseret ke dalam dunia rahasia, rasa bersalah, dan sosok misterius dari masa lalu.

Alur cerita ini memadukan romansa, trauma, dan identitas, menghadirkan daya tarik bagi penggemar setia drama sebelumnya maupun penonton baru yang mencari cerita lokal berkualitas.

Kolaborasi Andalan untuk Mengakselerasi Pertumbuhan Audiens

Melalui delapan episode yang sarat emosi, Rintik Terakhir melanjutkan perjalanan Karang (Jeff Smith) dan Launa (Aisyah Aqilla) sekaligus memperkenalkan lapisan emosi dan kedalaman psikologis yang baru. Alur cerita memadukan romansa, trauma, dan identitas, menghadirkan daya tarik bagi penggemar setia drama sebelumnya maupun penonton baru yang mencari cerita lokal berkualitas.

Penayangan memanfaatkan eksklusivitas ganda di Viu dan MAXStream, didukung distribusi dan pemasaran terintegrasi melalui paket berlangganan bundel MyTelkomsel, sehingga memungkinkan akses lintas perangkat yang lancar dan memaksimalkan jangkauan audiens.

Memperkuat Posisi Indonesia dalam Ekspor Konten Regional

Melalui peluncuran Rintik Terakhir sebagai judul perdana “Viu | MAXStream Originals”, kedua perusahaan menargetkan untuk:

· Memperluas peran Indonesia sebagai pusat produksi konten di Asia Tenggara.

· Menghadirkan Intellectual Property (IP) lokal berkualitas tinggi dengan potensi distribusi internasional.

Seluruh drama “Viu | MAXStream Originals” akan tayang perdana secara eksklusif di Viu dua minggu sebelum hadir di MAXStream dan IndiHome TV, kemudian tersedia secara serentak di seluruh platform konvergensi Telkomsel dan pasar regional Viu di Asia, Timur Tengah, dan Afrika Selatan.

Penonton dapat menyaksikan Rintik Terakhir melalui aplikasi Viu dan MAXStream yang tersedia di App Store, Google Play, beberapa smart TV, atau mengunjungi www.viu.com dan www.maxstream.tv. Paket berlangganan bundle tersedia melalui MyTelkomsel melalui .

Sabtu, 16 Agustus 2025

Film Horor MVP Pictures Karya Randolph Zaini Dia Bukan Ibu Berkompetisi di Fantastic Fest 2025

Film Dia Bukan Ibu (A Woman Called Mother) tayang 25 September 2025 di seluruh bioskop Indonesia. 

Jakarta, 15 Agustus 2025—Kabar baik datang dari Amerika! Film horor terbaru MVP Pictures yang disutradarai Randolph Zaini, Dia Bukan Ibu (A Woman Called Mother) resmi terpilih sebagai official selection Fantastic Fest 2025. Fantastic Fest adalah festival film genre terbesar di Amerika Serikat, yang akan digelar pada 18-25 September di The Alamo Drafthouse South Lamar di Austin, Texas. Festival film ini berfokus pada film-film genre seperti horor, fantasi, fiksi ilmiah, aksi, dan film-film fantastis. 

Dalam edisi ke-20 festival, Dia Bukan Ibu (A Woman Called Mother) akan menjadi satu dari 45 film yang melakukan world premiere (penayangan perdana), dari total 78 film yang akan diputar selama festival. 

Dia Bukan Ibu (A Woman Called Mother) masuk dalam program Next Wave Competition dan akan berkompetisi dengan enam judul film dari berbagai negara. Para juri terdiri dari di antaranya aktor, sutradara, produser, penulis, tokoh di industri film dan festival, seperti Patton Oswalt, sutradara dan musisi Fred Durst, penulis Otessa Moshfegh, sutradara Aaron Schimberg dan Mercedes Bryce Morgan, serta produser Brandon Hill. 

“Kami percaya bahwa cerita di film ini memiliki universalitas dengan audiens global, dibalut dengan genre horor yang juga menjadi bahasa universal kita saat ini dalam menikmati sebuah film. Dia Bukan Ibu (A Woman Called Mother) dari Randolph akan memberikan kengerian penonton di Fantastic Fest tentang sisi tergelap manusia, dan semoga menjadi awal yang baik sebelum filmnya tayang di Indonesia pada 25 September,” ujar produser Dia Bukan Ibu (A Woman Called Mother) Amrit Punjabi

“Merasa terhormat film Dia Bukan Ibu (A Woman Called Mother) bisa menjadi bagian dari salah satu festival film genre terbesar di dunia, dan bertemu dengan penonton global. Kepercayaan dari MVP Pictures telah memberikan saya keleluasaan dalam berkarya dan bereksplorasi melalui genre horor yang dibalut dengan cerita drama,” tambah sutradara Dia Bukan Ibu (A Woman Called Mother) Randolph Zaini.

Film Dia Bukan Ibu (A Woman Called Mother) mengikuti kisah Vira dan keluarganya, yang pindah ke kota kecil untuk memulai hidup baru setelah mengalami masa-masa yang sulit. Namun ada kekuasaan gelap yang menghinggapi ke keluarganya dan memaksa mereka untuk menghadapi ketakutan paling mendasar mereka. 

Terinspirasi dari kisah utas (thread) di Twitter/X milik @jeropoint yang viral, dan naskahnya ditulis oleh Randolph bersama Titien Wattimena, film ini diproduseri oleh Raam Punjabi dan Amrit Punjabi. Film ini dibintangi oleh Artika Sari Devi, Aurora Ribero, Ali Fikry, Kivano Iskak, dan Sita Nursanti. 

Ikuti terus perkembangan film horor terbaru persembahan MVP Pictures, Dia Bukan Ibu melalui akun Instagram @mvppictures_id. Film horor Dia Bukan Ibu tayang 25 September 2025 di bioskop!

Jumat, 15 Agustus 2025

Film Panggil Aku Ayah Raih 442.937 Penonton di Hari Kedelapan Tayang, Dapat Apresiasi dari Rizky Febian-Mahalini hingga Sutradara Film Pawn


Jakarta, 15 Agustus 2025Setelah delapan hari tayang di bioskop, film drama komedi persembahan Visinema Studios, Panggil Aku Ayah telah meraih 442.937 penonton. Bukan hanya mengundang tawa dan haru, film ini juga meninggalkan jejak emosional mendalam bagi penontonnya termasuk pasangan muda Rizky Febian dan Mahalini. 

Menonton bersama adik bungsunya, Rizwan Fadilah atau yang akrab dipanggil Njan, pasangan ini mengaku mendapat pelajaran berharga soal arti keluarga dan menjadi orangtua. Bahkan usai menonton, Rizky dan Njan langsung menelpon sang ayah, Sule, untuk mengucapkan terima kasih. 

“Film ini punya pemeran yang sangat bagus. Saya ngefans berat dengan Kang Ringgo. Dia bisa menyampaikan isi cerita menjadi visual yang menyedihkan, harunya juga dapat, senangnya juga dapat,” kata Rizky Febian

“Semua bisa dikalahkan cuma karena ketulusan,” tambah Mahalini

Keluar dari studio bioskop, Rizky Febian pun segera menghubungi ayahnya, Sule. Saat menelepon, awalnya Rizky tampak terdengar biasa saja. Namun, ketika ia kembali teringat adegan-adegan yang ada di film Panggil Aku Ayah, air mata haru pun tak terbendung ketika berbicara dengan ayahnya. Di momen itu, ia mengapresiasi peran ayah dalam hidupnya yang telah membesarkan dirinya dan adik-adiknya dengan penuh ketulusan dan cinta. 

Momen telepon ke Sule pun penuh kehangatan.“Banyak kesan dari momen yang menurut aku mau bilang terima kasih sudah besarkan aku. Ayah luar biasa. Terima kasih banyak aku akhirnya bisa merasakan jadi orangtua,” ucap Rizky Febian saat menelepon Sule usai menonton Panggil Aku Ayah. 

“Sehat-sehat, kurangi merokoknya, ngopi, dan begadangnya. Pokoknya kurangi yang jelek-jeleknya,” tambah Njan saat menelepon Sule

Tak hanya menyentuh Rizky Febian, Mahalini, dan Njan, film ini juga membuat Iis Dahlia menitikkan air mata dan teringat momen bersama kedua orangtua. Menurut Iis, film ini bisa memberikan pelajaran berharga tentang arti penting menjaga hubungan dengan orangtua. 

“Kalau udah sayang, walau awalnya jahat, ternyata bisa semenyentuh itu filmnya. Ringgo keren banget mainnya. Buat anak-anak, selagi masih punya orangtua jangan lupa untuk menghubungi orangtuanya, maupun bapaknya atau ibunya, sebelum menyesal,” ujar Iis Dahlia

Pasangan Armand Maulana dan Dewi Gita, juga merasakan kehangatan film ini. Menurut keduanya, Benni Setiawan dan para pemain mampu menampilkan gambaran kasih sayang yang tulus antara orangtua dan anak. Sehingga sebagai orangtua, keduanya merasa dekat sekali dengan cerita di dalam film ini.

“Orangtua bukan hanya yang melahirkan tapi orangtua adalah juga yang membesarkan anak mereka dari kecil hingga dewasa. Itulah orangtua, keterikatan batinnya bisa dibuktikan dengan adanya bonding, bukan hanya yang melahirkan tapi yang bonding-nya sangat kuat,” kata Dewi Gita. 

“Kalau saya sebagai ayah, ada lukisan sosok ayah di adegan saat pacarnya Intan datang ke rumah dan Kang Dedi serta Mang Tatang itu relate banget dengan saya,” tambah Armand Maulana. 

Apresiasi Langsung dari Sutradara dan Pemain Film Pawn 

Tak hanya publik figur tanah air, apresiasi terhadap film Panggil Aku Ayah juga datang dari sutradara film Pawn asal Korea Selatan, Kang Dae Kyu, yang menjadi sumber adaptasi Panggil Aku Ayah.Kang Dae Kyu merasa senang karena filmnya dibuat ulang dalam versi Indonesia. 

“Saya sangat senang dengan dibuat ulangnya Pawn ke versi Indonesia. Saya sangat menikmati chemistry unik dan ritme komedi dari yang memerankan Mang Dedi dan Kang Tatang. Aktris cilik Myesha Lin, menurut saya juga membuat menarik. Fokusnya luar biasa, kemampuannya mampu menghadirkan momen penuh ketulusan. Ini akan menjadi hadiah bagi keluarga Indonesia,” kata Kang Dae Kyu, sutradara film Pawn

Aktris pemeran Seung-yi kecil di film Pawn, Park Soi juga turut memberikan apresiasi khusus bagi pemeran Seung-yi versi Indonesia, yang dalam film Panggil Aku Ayah bernama Intan/Pacil. Menurut Park Soi, Myesha Lin, yang memerankan karakter tersebut, sangatlah menggemaskan. 

“Dengan cerita yang disesuaikan dengan budaya Indonesia, dan dihidupkan oleh penampilan luar biasa dari para aktor hebat, saya sangat yakin film ini akan membawa kebahagiaan besar dan menyentuh hati penonton Indonesia. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih khusus untuk aktris cilik yang super lucu dan menggemaskan, Myesha Lin yang memerankan Seung-yi kecil. Lewat film ini mari kita temukan bersama kehangatan, kebahagiaan dan arti sejati sebuah keluarga,” kata Park Soi

Untuk menemani libur akhir pekan dalam momen Kemerdekaan, Visinema Studios juga memberikan promo tiket Beli 1 Gratis 1 hingga 17 Agustus di XXI, CGV, dan Cinepolis. Rasakan sendiri hangat ceritanya, ajak orang tersayang, dan Panggil Aku Ayah mengingatkan kita pada #ArtiKeluargaSebenarnya. Beli tiket film Panggil Aku Ayah, adaptasi film Pawn karya CJ Entertainment, di aplikasi Mtix-XXI, CGV dan Cinepolis. 

Ajak keluarga, sahabat, dan orang terdekatmu untuk merasakan sendiri hangatnya cerita film Panggil Aku Ayah. Film yang bukan hanya menghibur, tapi juga menggugah dan menyembuhkan. Ikuti terus kabar terbaru melalui Instagram @panggilakuayahfilm dan @visinemaid.

*** 

Catatan Produksi: 

Judul : Panggil Aku Ayah 

Produksi : Visinema Studios & CJ ENM 

Durasi : 120 menit 

Sutradara : Benni Setiawan 

Produser : Anggia Kharisma, Novia Puspa Sari, Justin Kim Genre : Drama, Komedi, Keluarga 

Tanggal Tayang : 7 Agustus 2025 

Adaptasi dari : Pawn (2020), film Korea Selatan produksi CJ ENM Pemain Utama : Ringgo Agus Rahman - Dedi  Tissa Biani - Intan  Boris Bokir - Tatang  Myesha Lin - Intan Kecil  Sita Nursanti - Rossa 

Sinopsis :
Seorang ibu harus menitipkan anaknya sebagai jaminan utang, dua pria dewasa yang awalnya hanya ingin menyelesaikan urusan pekerjaan justru tanpa sengaja menjadi figur ayah bagi anak tersebut. Lewat petualangan dan kehangatan yang tumbuh, Panggil Aku Ayah mengajak penonton menyelami arti keluarga yang dibentuk oleh kasih sayang, bukan garis keturunan.

Rabu, 13 Agustus 2025

Film Hanya Namamu Dalam Doaku Jadi Pelukan Hangat untuk Para Pejuang yang Sedang Berada di Fase Sulit Membawa Kisah Haru Tentang Cinta dan Kebaikan dalam Keluarga Tayang 21 Agustus di Bioskop

Jakarta, 13 Agustus 2025— Setelah sukses dengan judul-judul yang mampu menggetarkan emosi penonton Indonesia lewat Bolehkah Sekali Saja Kumenangis hingga Perayaan Mati Rasa, karya terbaru kembali dihadirkan Sinemaku Pictures dalam drama keluarga Hanya Namamu Dalam Doaku yang menjadi pelukan hangat bagi penontonnya. 

Melalui kisah keluarga Arga (Vino G. Bastian) dan Hanggini (Nirina Zubir) dengan anak semata wayang mereka, Nala (Anantya Kirana), ketiganya menjalani kehidupan dengan penuh harmonis. Namun, kisah manis kehidupan keluarga kecil tersebut berangsur sirna, saat sebuah kejadian menghampiri Arga, yang harus menyimpan rapat rahasia agar tidak melukai istri dan anaknya. 

Penonton diajak untuk menyelami perjalanan emosi yang terdalam sekaligus sunyi dari sudut pandang seorang ayah yang menjadi tulang punggung keluarga, ibu yang harus menuntun arah setelah suaminya memutuskan pergi, dan sepotong kisah anak tunggal remaja yang paling terdampak dari kemelut kedua orangtua mereka. 

Vino dan Nirina sebagai pasangan suami istri dan menjadi orangtua dari anak tunggal berhasil menampilkan dinamika pemeranan yang luas. Perubahan emosi dari yang subtil hingga ekstrem mampu ditampilkan dengan maksimal sehingga berhasil mengaduk perasaan penonton. 

Sementara itu, penampilan Anantya Kirana juga sukses mengimbangi dinamika Vino dan Nirina. Menjadikan peran Nala di film ini sebagai level baru bagi pemeranan Anantya. Di samping itu, kehadiran aktris Naysila Mirdad juga sukses memberikan kompleksitas penceritaan film Hanya Namamu Dalam Doaku. Memberikan film ini bukan saja menjadi pelukan hangat tapi sebuah cermin refleksi. 

Diproduseri oleh Prilly Latuconsina, Umay Shahab, dan Bryan Domani, film yang disutradarai Reka Wijaya ini juga berhasil membawa kebaruan di perfilman Indonesia. Tak hanya drama keluarga yang tengah mengalami dinamika krisis, film ini dengan penuh empatik membingkai sebuah kisah sunyi tentang pejuang ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis)—sebuah penyakit langka yang menyerang saraf–dan peran penting caregiver

“Kami berharap film ini bisa menjadi pelukan yang hangat untuk mereka semua yang sedang berjuang menjadi caregiver, mereka yang mengurus orang yang sakit. Semoga film ini bisa menjadi representasi yang baik untuk mereka semua,” kata produser Umay Shahab.


“Selain tentang pejuang ALS, film ini juga berbicara tentang kehidupan sebuah keluarga. Ini seperti menjadi sebuah refleksi kita dalam membina rumah tangga, bagaimana mengelola konflik antara suami dan istri, atau bahkan bagaimana cara kita sebagai pasangan di kehidupan rumah tangga berkomunikasi. Sebab, itu bisa menjadi kerentanan yang membuat cinta kita menjadi jauh meski sebelumnya pernah begitu dekat seperti yang dialami Arga dan Hanggini di film ini,” ujar Vino G. Bastian

Nirina Zubir, yang kembali dipertemukan dengan Vino di film ini setelah lebih dari dua dekade, menambahkan film ini juga memberikan pesan tentang menjadi manusia yang seutuhnya. Hanya Namamu Dalam Doaku juga memberikan pemaknaan tentang nilai untuk terus menebar kebaikan terhadap orang terdekat, termasuk keluarga. 

“Kebaikan itu harus diperlihatkan, namun bukan dengan tujuan pencitraan. Tapi kalau memang melakukan sesuatu hal baik, kita berhak menunjukkannya agar tercipta suasana yang positif. Film ini memberikan saya tentang pelajaran baru yang belum pernah saya perhatikan sebelumnya. Juga sisi edukasi terhadap penyakit langka yang juga menyoroti para caregiver yang merawat dengan sepenuh hati meski lelah fisik dan mental,” tambah Nirina Zubir

Sutradara Reka Wijaya, yang sebelumnya juga sukses bersama Sinemaku Pictures melalui Bolehkah Sekali Saja Kumenangis dengan capaian blockbuster, mengutarakan cerita di film Hanya Namamu Dalam Doaku sangat dekat dengan apa yang pernah dialaminya. Film ini juga menjadi sajian alternatif tentang sebuah nilai keikhlasan. 

“Cerita di film inii berusaha untuk memberikan sebuah alternatif tentang keikhlasan. Ketika memulai menyusun sinopsis, character development, dan jadi semakin dalam. Sampai akhirnya apa yang dirasakan saya berusaha masuk ke tokoh utamanya. Ketika membuatnya pun banyak rasa yang cukup menghantui, karena itu membuka lagi apa yang pernah saya jalani dan membuka lagi apa yang saya rasakan,” ujar sutradara Reka Wijaya

Film Hanya Namamu Dalam Doaku dibintangi di antaranya oleh Vino G. Bastian, Nirina Zubir, Anantya Kirana, Naysila Mirdad, Dinda Kanyadewi, Ge Pamungkas, Enno Lerian, Arswendi Bening Swara, dan penampilan spesial aktor senior Slamet Rahardjo. 

Tonton film Hanya Namamu Dalam Doaku mulai 21 Agustus 2025 di bioskop! Ikuti terus perkembangan informasi terbaru film persembahan Sinemaku Pictures Hanya Namamu Dalam Doaku melalui akun Instagram resmi @sinemaku_pictures dan @hanyanamamaudalamdoaku.film.

Sinopsis 

Arga, seorang suami dan ayah penyayang, mulai menjauh secara emosional dari keluarganya setelah diam-diam didiagnosis mengidap ALS—penyakit saraf yang perlahan melemahkan tubuhnya. Demi melindungi orang-orang yang ia cintai, Arga memilih menyimpan rahasianya sendiri, namun keputusannya itu justru menimbulkan kesalahpahaman besar, terutama saat ia kembali bertemu dengan mantan kekasihnya, Marissa. Sang istri, Hanggini, mulai curiga akan adanya perselingkuhan, dan retaknya komunikasi membuat rumah tangga mereka perlahan hancur. Lewat kisah ini, film menggambarkan bahwa cinta yang tulus tidak selalu bersuara lantang—kadang justru hadir dalam diam yang melindungi, tapi bisa juga melukai.

Selasa, 12 Agustus 2025

Aurora Ribero dan Ali Fikry Terancam oleh Artika Sari Devi! Film Dia Bukan Ibu Merilis Official Trailer & Poster Menampilkan Sisi Tergelap Manusia dari Perjalanan Menjadi Seorang Ibu

MVP mempersembahkan film horor terbaru arahan sutradara Randolph Zaini, Dia Bukan Ibu, tayang mulai 25 September 2025 di bioskop! 

Jakarta, 12 Agustus 2025—Setelah merilis official poster Dia Bukan Ibu yang tampil berbeda dan unik sekaligus menyeramkan dengan menghadirkan adegan di meja makan antara Artika Sari Devi, Aurora Ribero, dan Ali Fikry, MVP Pictures merilis official trailer Dia Bukan Ibu yang menegangkan penuh darah melalui akun Instagram @mvppictures_id, @diabukanibufilm, dan kanal YouTube MVP Pictures. 

Jika dalam official poster Artika Sari Devi hadir ditampilkan memiliki bayangan dalam cermin yang menyeramkan dengan ekspresi Aurora Ribero dan Ali Fikry yang penuh curiga, official trailer Dia Bukan Ibu memperlihatkan cerita yang lebih jelas. Aurora Ribero, yang memerankan Vira, mulai melihat keanehan saat ia bersama adiknya, Dino (diperankan Ali Fikry), dan sang Ibu (Artika Sari Devi) pindah ke rumah baru. Di rumah itu, kejadian-kejadian aneh mulai terjadi. Termasuk dengan sang Ibu, yang mulai bertindak tidak wajar dan memberikan ancaman ke Vira dan Dino. 

Potongan-potongan adegan dalam official trailer Dia Bukan Ibu juga memperlihatkan banyak hal yang membuat tidak nyaman. Mulai dari adegan berdarah, Artika Sari Devi yang tampil secara mengejutkan, termasuk saat ia memaksa Ali Fikry meminum segelas penuh susu. Aurora Ribero dan Ali Fikry pun mulai menyelidiki, apa yang sebenarnya terjadi dengan Artika Sari Devi sebagai Ibunya, yang telah mengancam kehidupan mereka berdua. 

Film horor Dia Bukan Ibu disutradarai oleh Randolph Zaini, yang sebelumnya telah dipercaya dengan karya-karyanya yang berani, terinspirasi dari kisah utas (thread) di Twitter/X milik @jeropoint, dan naskahnya ditulis oleh Randolph bersama Titien Wattimena. Film ini diproduseri oleh Raam Punjabi dan Amrit Punjabi. Film ini akan menyajikan kesegaran dalam genre horor Indonesia melalui pendekatan yang tidak biasa dan cerita universal tentang relasi Ibu dan anak. 

“Film ini akan menyajikan horor dengan drama yang kuat antara relasi ibu dan kedua anaknya. Dengan bakat Randolph, serta kekuatan dari naskahnya dan jajaran pemeran yang berbakat, film ini akan menguak sisi tergelap manusia dengan cara yang tidak nyaman,” kata produser film Dia Bukan Ibu Amrit Punjabi.

Bagi Artika, yang kembali lagi ke layar lebar setelah hampir enam tahun terakhir, nama Randolph Zaini menjadi jaminan untuk menyelami kisah horor yang dibalut dengan nilai-nilai keluarga dan berbicara eksistensi perempuan. 

“Saya penasaran dengan Randolph, setelah menonton karya-karya sebelumnya. Sejak awal, saya merasa kami memiliki koneksi yang sama. Banyak sekali tantangan di film ini. Tokoh Ibu di film ini punya emosi yang berlapis. Bagaimana fase seorang Ibu ditampilkan dengan beragam, termasuk saat ia jatuh ke titik terendahnya. Film ini juga bercerita tentang pencarian jati diri, eksistensi perempuan, single mother, menjadi ibu, yang menurut saya itu relate dengan penonton,” kata Artika Sari Devi

“Film ini juga ingin menunjukkan seberapa jauh anak-anak itu mengenal sosok ibunya,” lanjutnya. 

Sementara itu, Ali Fikry, yang memerankan Dino mengungkapkan ada banyak adegan yang menurutnya out of the box. Ia sendiri memiliki tantangan dalam menampilkan perubahan emosi secara halus dari awal hingga akhir. 

“Ada banyak scene yang di luar pikiranku. Salah satu scene adalah ketika Ibu level mencurigakannya 85%, dia melakukan sesuatu yang tidak terpikirkan di pikiran kalian. Menurutku itu hal tersadis yang dilakukan oleh seorang Ibu ke anaknya, dan itu tidak masuk akal, sampai speechless,” ungkap Ali Fikry

Bagi Aurora Ribero, penonton akan menemukan sisi personal di masing-masing karakter. Menurutnya, film ini bisa menjadi refleksi dan mengajak untuk berempati. 

“Aku cukup relate dengan karakter Vira yang penuh perhatian dengan keluarga, termasuk Ibu. Ini adalah film yang bisa jadi sangat personal untuk semua manusia, dalam merefleksikan traumanya, untuk membuka pikiran dan hati, agar kita bisa lebih berempati,” ujar Aurora Ribero

Ikuti terus perkembangan film horor terbaru persembahan MVP Pictures, Dia Bukan Ibu melalui akun Instagram @mvppictures_id. Film horor Dia Bukan Ibu tayang 25 September 2025 di bioskop!

Viu dan MAXStream Studios Telkomsel Perkuat Kemitraan Strategis melalui Peluncuran Rintik Terakhir, Memantapkan Kepemimpinan Konten Streaming Indonesia

Viu dan MAXStream Studios memperkuat kolaborasi mereka melalui perilisan Rintik Terakhir, sekuel yang telah lama dinantikan dari drama popul...